Dafam Hotel dan FIB Unkhair Jalin Kerja Sama

FIB UNKHAIR –  Grand Dafam Hotel  goes to campus benar-benar dimanfaatkan dengan baik oleh Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Unkhair. Program yang dilakukan untuk memperkenalkan atau menyosialisasikan hotel berbintang empat di kalangan akademik ini, kamis (24/5/2018), disambut FIB dengan membuat nota kesepahaman atau dalam bahasa Inggris tenar dengan memorandum of understanding  (MoU).

Menurut Rahma Do Subuh, ketua program studi (Prodi) Usaha Perjalanan Wisata (UPW), FIB, Unkahir, dengan ditandatangani MoU tersebut, mahasiswa, terutama di Prodi UPW, dapat melakukan praktik lapangan di hotel terbesar di Muluku Utara itu. “Dafam tanda tangan dengan Pak Dekan (FIb), jadi selain mahasiswa UPW, mahasiswa jurusan lain, seperti Sastra Inggris, jika ada praktik di hotel, mereka bisa praktik di Dafam,” terangnya.

Setelah acara penandatanganan dilangsungkan, Ratno Waluyo, Human Resource Manager Dafam Hotel menyampaikan kuliah singkat tentang manajemen dan dunia kerja perhotelan. Menurutnya, hotel memiliki berbagai aturan yang harus dipatuhi oleh calon karyawan jika berkenan bekerja di hotel. Pasalnya, ini berkaitan dengan layanan jasa. Untuk itu, segala hal harus diatur, termasuk penampilan. “Salah satu contoh kalau kerja di hotel, yaitu tidak boleh berjenggot dan berkumis. Kalau mau kerja di hotel, cukur semuanya,” katanya disambut gelak tawa dari mahasiswa dan dosen yang ikut kegiatan itu.

Sepanjang penyampaian, Ratno dibanjiri beragam pertanyaan dari mahasiswa dan dosen. Sebagai manajer, lelaki yang memulai karirnya di hotel sebagai tukang cuci piring ini mewedarkan pengalaman dan pengetahuannya dengan baik tentang perhotelan. Dari sekian pertanyaan, salah satu yang membuat ruang dosen menjadi riuh adalah pertanyaan tentang jasa pemuas nafsu dari salah seorang mahasiswa. “Hotel tidak boleh menyediakan perempuan (pemuas nafsu). Itu dilarang. Tapi kalau ada tamu yang bawa dari luar, itu boleh, kami tidak bisa larang,” jawab Ratno.

Lebih jauh, Ratno menuturkan bahwa, karir seseorang di hotel bisa hancur karena ada dua sebab, yaitu (1) uang dan (2) wanita. “Kalau uang ya korupsi, kalau wanita sepertinya sudah jelas jadi tidak perlu dijelaskan lagi,” tuturnya sambil sesekali tertawa.

Selain itu, manajer sumber daya manusia ini menegaskan bahwa bekerja di hotel adalah pekerjaan profesional. Untuk itu, ia mengajak mahasiswa untuk tidak takut berkarir di dunia perhotelan. “Di Hotel memang tidak ada uang pensiun. Tapi gajinya lebih dari cukup jadi untuk masa depan tergantung kita pintar-pintar menabung,” katanya.

Di akhir penyampaian, Ratno mengaku pihaknya akan sangat senang jika ada mahasiswa yang akan magang atau belajar di Dafam Hotel. “Apalagi sekarang kita sudah punya MoU,” pungkasnya. (*)

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

× How can I help you?