Prof. Ilmi Bicara Zat Kimia dan Generasi Muda di Kuliah Umum Prodi Antropologi Unkhair

Suasana kuliah Umum Prodi Antropologi Sosial, FIB Unkhair

Sambutan Dekan FIB, Fachmi Alhadar saat membuka secara resmi kuliah umum Prodi Antropologi Sosial, FIB Unkhair

 FIB Unkhair – Program Studi (Prodi) Antropologi Sosial, Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Khairun (Unkhair) menggelar kuliah umum dengan tajuk “Chemical Youth: Remaja, Zat Kimia, dan Strategi Head to Toes”  di Aula FIB, Kamis (11/11/2021). Narasumber yang dihadirkan pada kuliah umum tersebut adalah Prof. Nurul Ilmi Idrus, Ph.D., Guru Besar Antropologi, Universitan Hasanuddin dan Rektor Univesritas Muslim Maros.

Kuliah yang dibuka secara resmi oleh Dekan FIB, Fachmi Alhadar itu dipenuhi oleh mahasiswa dan dosen Antropologi. Selama kurang lebih 1 jam, guru besar yang disapa Prof. Ilmi itu mengetengahkan materinya tentang topik yang disuguhinya. “Kalau kita berbicara zat kimia, semua orang atau anak-anak muda pasti mikirnya ini sudah pasti bicara narkoba. Padahal, bicara tentang zat kimia dan anak muda itu tidak sekadar narkoba tetapi banyak hal,” katanya membuka paparannya.

Berdasarkan pada penelitiannya yang pernah dilangsungkan di Yogyakarta, Prof Ilmi mengungkapkan berbagai fenomena generasi muda dalam memanfaatkan zat-zat kimia. Mulai dari masalah narkoba, zat kimia yang digunakan dalam urusan kecantikan, hingga urusan seksual. Baginya banyak generasi muda yang masih salah kaprah tentang masalah penggunaan zat kimia ini. “Di negara-negara yangg kaya seperti Indonesia ini, kalau mau dihancurkan negaranya maka dihancurkan generasinya,” tegasnya.

Guru besar yang menyukai olahraga itu mengisahkan bahwa ia pernah mewawancarai beberapa waria di Yogyakarta yang menggunakan bahan-ban kosmetik untuk memutihkan kulit dan membesarkan payudara. “Saya lihat para banci itu secara biologiskan dia tidak punya buah dada tetapi karena dia ingin terlihat cantik dengan obsesi kewanitaannya maka dia mau buat payudara. Caranya ya dia harus pake zat kimia yang bisa cepat membesarkan buah dadanya. Karena dia mau cepat-cepat, obat yang harusnya diminum selama 1 bulan, ia minum dalam beberapa hari saja. Ini kan berbahanya,” katanya mengisahkan.

Begitu juga dengan kecantikan, banyak generasi muda yang mau terlihat cantik, maka ia menggunakan zat-zat kimia yang mempercepat kulit menjadi putih. “Ini karena persepsi anak-anak muda sekarang bahwa kalau cantik itu ya harus putih, makanya dibelilah yang di pasar-pasar itu bahan-bahan yang cepat bikin putih, padahal itu bahannnya kalau digosok di kulit rasanya panas sekali,” ujarnya sembari mengaku pernah mencoba bahan itu di bagian kaki dan terasa sangat panas.

Suasana perkuliahan terasa semakin hangat ketika Prof. Ilmi menyinggung persoalan penggunaan zat-zat kimia untuk urusan seksual. Dengan menggunakan bahasa yang sederhanya dan polos, membuat mahasiswa gampang menangkap pesan yang disampaikan. “Ada yang tau apa itu power magic?” tanyanya. Jawaban salah satu mahasiswa atas pertanyaan ini membuat riuh ruang kuliah. Pasalnya, mahasiswa tersebut tampak sangat menguasai arti dan fungsi benda tersebut.

Menurutnya, generasi muda harus cerdas dalam menggunakan zat-zat kimia, karena sangat beresiko terhadap kesehatan dan bersifat jangka panjang. Jika generasi muda menggunakan zat-zat kimia tersebut dalam berbagai kemasan dan kegunaan secara terus-menerus maka akan berdampak buruk terhadap dirinya.

Penyerahan cendera mata dari Koordinator Prodi Antropologi kepada Prof. Ilmi

Penyerahan cendera mata dari Koordinator Prodi Antropologi kepada Prof. Ilmi

Perkuliahan ditutup dengan pemberian hadiah buku kepada mahasiswa yang mengajukan pertanyaan saat sesi tanya jawab. Prof. Ilmi memanggil satu per satu mahasiswa yang bertanya untuk maju di depan aula dan diberikan secara langsung di hadapan mahasiswa lainnya. Beberapa mahasiswa tampak meminta tanda tangan Prof. Ilmi sebagai penulis dan penyunting buku itu.  (*)

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

× How can I help you?