Kedubes Spanyol Bedah Buku dan Nonton Bersama di FIB Unkhair

FIB Unkhair – Kedutaan Besar (Kedubes) Spanyol bekerja sama dengan Program Studi Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Khairun (Unkhair) menggelar bedah buku dan nonton Bersama film dokumenter, Senin (22/5/2023), di Aula FIB Unkhair.

“Film dokumenter yang ditonton bersama, judulnya The Odyssey Of Spices,  sementara buku yang dibedah adalah buku Las Fortalezas De Las Islas Molucas Ternate y Tidore.” Sebut Jainul Yusuf, Koordinator Program Studi Ilmu Sejarah, FIB Unkhair.

Suasana bedah buku dan nonton film dokumenter

Diego Santiago, wakil Kedubes Spanyol, menjelaskan bahwa  tujuan pelaksanaan kegiatan bedah buku dan nonton film dokumenter merupakan upaya menyediakan wadah pembelajaran dan pertukaran pengetahuan mengenai perjalanan sejarah rempah dan kedatangan bangsa Eropa di Maluku. “Niat baik kita adalah bertukar pengetahuan mengenai sejarah,” jelasnya.

Selain bedah buku dan nonton film dokumenter, Diego juga mendorong perlunya kerja sama antara Universitas Khairun dan Kedutaan Besar Spanyol dalam berbagai lini, seperti pemberian beasiswa bagi mahasiswa dan pembelajaran bahasa Spanyol.

Bak gayung bersambut, kunjungan dan kegiatan tersebut mendapat apresiasi dari dekan Fakultas Ilmu Budaya, Dra. Nurprihatina Hasan, M.Hum. Menurutnya, kegiatan itu menambah informasi penting tentang sejarah Kepulauan Maluku. “Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa dan para dosen di lingkup Fakultas Ilmu Budaya,” akunya.

Untuk itu, menurut Ibu Ina, sapaan karib Dekan FIB Unkhair, pihaknya akan berupaya melakukan  kerja sama antara FIB dan Keduataan Spanyol. “Dalam waktu dekat kita upayakan kerja sama dalam bidang riset. Bahkan kami juga ditawari untuk belajar bahasa Spanyol yang tenaga pengajarnya akan dikirim kedutaan Spanyol,” imbuhnya.

Penyerahan Cindera Mata dari Perwakilan Kedubes Spanyol kepada Dekan FIB Unkhair

Sementara itu, Juan Carlos Rey, salah seorang penulis buku Las Fortalezas De Las Islas Molucas Ternate y Tidore, pada kesempatan bedah buku itu menjelaskan bahwa buku tersebut merupakan salah satu catatan sejarah persebaran benteng peninggalan kolonial, baik yang dibangun Spanyol, Portugis, maupun Belanda yang tersebar di berbagai tempat di Maluku Utara.

Untuk film dokumenter, Juan Carlos Rey mengaku film tersebut dibuat dari hasil perjalanannya ke beberapa daerah penghasil rempah di Indonesia. “Sejarah mengenai benteng-benteng dan  dokumenter perjalanan rempah di Maluku akan menjadi salah satu sumber penting dalam mengulas berbagai peristiwa sejarah perdagangan rempah di Maluku,” katanya. (*)

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

× How can I help you?