Kebahagiaan Berlimpah di Acara Buka Bersama FIB

FIB UNKHAIR – Sejak pukul 17:00, dosen dan pegawai Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Unkhair, mulai berdatangan bersama keluarga. Ada enam meja yang sudah dipesan ketua panitia buka bersama, Bahtiar Hairullah, di sisi kiri restoran Bakso Lapangan Tembak Senayan yang siap ditempati. Meja-meja ini direkat-satukan per tiga meja sehingga membentuk dua meja memanjang. Niatnya, agar suasana buka bersama dan riung ala FIB lebih terasa.

Di dua meja memanjang itu, tidak saja kue dan sajian utama (nasi+ayam) yang berlimpah, kebahagian FIB juga sangat berlimpah. Aneka senyum tumpah ruah. Layaknya kontestasi senyum, setiap orang menampilkan kekhasan senyumnya. Sebabnya adalah, ada begitu banyak gurauan yang berserakan di dua meja itu.

Jelang waktu berbuka, nama Bahtiar berseliweran di mana-mana. Lelaki berbadan kekar itu dielukan oleh warga FIB. Betapa tidak, sebagai ketua pantia merangkap jabatan kepanitiaan lainnya, ia harus sigap menyanggupi segala permintaan dari peserta buka puasa bersama. Banyaknya permintaan, Bahtiar tampak keteteran melayani. Meskipun pekerjaannya tidak sampai menyajikan makanan, tetapi ia bertanggungjawab memesan dan mengawal hingga pesanan itu tersaji. Tugasnya baru akan selesai jika semua sudah mendapat bagian.

Suasana ini menggaduhkan karena keteterannya Bahtiar justru menjadi jenaka. Belum lagi ditambah dengan gelagat Kordinator Prodi Antropologi, Safrudin Abdulrahman yang dikenal selalu menggoda tawa, dan Ibu Nurain Jalaluddin, wakil dekan bidang akademik, yang sibuk menghubungi dosen dan pegawai yang belum datang. Sama jenakanya, gelagat kesibukan ibu Nunung, sapaan Nurain Jalaluddin, menghubungi dosen dan pegawai melampaui kesibukan mengkoordinasi ujian masuk SBMPTN. Jenaka memang. Ini hanya beberapa yang tercatat, sesungguhnya ada banyak kejenakaan yang meruah di sana.

Sebenarnya, sejak acara ini diniatkan, kebahagiaan itu sudah memendar. Mulai dari saweran (berpatungan), pemesanan kue untuk makanan pembuka, hingga tiba waktu buka bersama, semuanya dibalut dengan tawa. Apalagi pada saat mendiskusikan pemesanan kue untuk makanan pembuka, diskusinya berlangsung alot karena setiap orang mempertahankan seleranya. Ibu Ety Duwila (Kepala Perpus Unkhair) mempertahankan ba’wan, Ibu Rahma Djumati membela jalan kote, Pak Safrudin (Kaprodi Antropologi) dengan kuenya bernama srikaya, Pak Irfan Ahmad (Kaprodi Sejarah) mempertahankan palita, Pak Aksan berusaha menyanggupi kue sus. 

Selaku ketua panitia, dengan segala pertimbangan, Bahtiar menempuh jalan damai. Ia menyediakan semua selera yang disebutkan di atas. Pertentangan di atas meskipun serius tetapi dilakoni dengan cara yang jenaka. Senyum dan tawa sudah berlimpah sejak itu. “Inilah kekhasan FIB, segalanya dijalani secara bersama, dan meskipun serius, semuanya dilalui dengan kebahagiaan. Suasana seperti ini harus terus dirawat dan dipertahankan,” tutur Hi. Ismail Maulud, Wakil Dekan II FIB, berpesan.

Tiba waktunya pulang, kejenakaan belum berakhir. Safrudin Abdulrahman menyarankan agar FIB tidak sekdara menggelar acara buka bersama tetapi juga harus ada sahur bersama. “FIB bisa pecah record kalau ini bisa dilakukan. Apalagi ini nanti dilakukan di rumahnya ibu Ama (Rahma Djumati),” katanya menyarankan. (*)

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

× How can I help you?