Sasindo Unkhair Gelar Kuliah Umum Bahasa dan Sastra Indonesia
FIB, UNKHAIR – Program Studi Sastra Indonesia (Sasindo), Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Khairun (Unkhair) menggelar kuliah umum dengan tajuk “Tantangan Bahasa dan Sastra Indonesia di Era 4.0”. Hadir sebagai narasumber, Dr. Syarifuddin, M.Hum, Kepala Kantor Bahasa Provinsi Maluku Utara.
Kegiatan yang dilangsungkan pada hari rabu (23/10/19) ini diikuti sekira 150 orang peserta sehingga ruang aula FIB tampak penuh. “Ada beberapa mahasiswa dan dosen yang tidak sempat masuk karena kursi yang tersedia sudah terisi semua,” kata Ridwan, ketua Program Studi Sasindo.
Terkait dengan pengetahuan tentang bahasa Indonesia, Ridwan menuturkan ada trigatra kebahasaaan Indonesia, yaitu Bahasa Daerah, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Asing. “Ketiganya harus sama-sama dihidupkan atau dilestarikan karena semuanya penting bagi kehidupan kita,” ajaknya.
Ada sejumlah persoalan yang mengemuka saat kuliah umum dilangsungkan. Beberapa persoalan ini dipandang narasumber sebagai tantangan bahasa dan sastra Indonesia di era 4.0. “Penggunaan bahasa Indonesia di medsos (media sosial) perlu penekanan arti pentingnya moralitas. Kesopansantunan dalam berbahasa Indonesia sebagai warisan budaya harus dijaga,” terangnya.
Selain itu, persoalan lainnya adalah pemakaian bahasa Indonesia terancam tersisih karena pemakaian berbagai bahasa di era digitalisasi. Ada kecenderungan, bahasa Indonesia diabaikan. Untuk itu, Syarifudin menyarankan agara peningkatan kualitas kedisiplinan dan keteladanan pemakaian bahasa Indonesia pada semua ranah perlu digalakkan. “Perlu penguatan sikap positif kepada bahasa Indonesia, jangan sampai kebablasan kebebasan berbahasa mengganggu keutuhan bangsa,” imbuhnya.
Untuk mengatasi berbagai persoalan di atas, bagi Syarifudin, ada empat hal yang harus dilakukan untuk penguatan bahasa Indonesia di berbagai ranah. “pertama, memantapkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia; kedua, mengembangkan, membina, dan melindungi Bahasa dan Sastra Indonesia; ketiga, menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa yang berwibawa, dan terakhir, meningkatkan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa Internasional,” pungkasnya. (*)