Akreditasi A, Antropologi Persembahkan Untuk Dies Natalis Unkhair Ke-55
FIB UNKHAIR – Program Studi (Prodi) Antropologi Sosial, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) persembahkan capaian akreditasi peringkat A kepada Universias Khairun (Unkhair) di Ulang Tahun yang ke-55. Peringkat akreditas ini diperoleh dalam rentang waktu 5 hari setelah asesor melakukan visitasi pada tanggal 7-9 Agustus (2019) lalu.
Dekan FIB Unkhair, Fachmi Alhadar, menyambut haru dengan prestasi ini. Kegembiraan dekan atas capaian peringkat akreditasi tertinggi pada Program Studi Antropologi ini tampak dari pelukannya dengan ketua Program Studi Antropologi, Safrudin Abdulrahman, dan beberapa tim penyusun borang yang berada di gedung FIB ketika kabar gembira itu diterima. “Kepada semua pimpinan Fakultas dan jajarannya, serta semua sivitas akademika FIB, terkhusus Pak Bahtiar Majid (pendamping borang yang juga dosen FIB Unkhair), terima kasih atas kerja keras dan dukungannya. Hanya Allah Ta’ala yang membalasnya,” ujarnya.
Senada, ketua program studi Antropologi Sosial, Safrudin Abdulrahman juga memberikan ucapan yang sama kepada civitas akademika di lingkup Unkhair dan berbagai entitas yang ikut mendukung proses reakreditas ini. “Mewakili Program Studi Antropologi Unkhair Ternate, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Rektor Universitas Khairun, Prof. Husen Alting; Ketua LP3M Pak. Dr. Ridha; Dekan FIB, Aba (nama panggilan Drs. Fachmi Alhadar), seluruh Dosen FIB, seluruh staf pegawai FIB, cleaning service dan seluruh pihak yang membantu proses reakreditasi dari awal sampai keluarnya nilai akreditasi ini. Terima kasih yang tak terhingga. Semoga apa yang telah dilakukan, menjadi amal ibadah kita,” sebutnya disertai dengan doa.
Keluarnya peringkat akrediatasi ini, bagi Safrudin, merupakan kado istimewah di hari ulang tahun Unkhair yang ke-55 yang jatuh pada tanggal 15 agustus ini. “Kado special dari kami Antropologi FIB untuk ulang tahun Universitas Khairun yang ke-55,” ujarnya.
Atas capaian peringkat ini, ketua Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Khairun, Dr. Ridha Adam, M.Hum menyambangi gedung FIB untuk menyampaikan ucapan selamat secara langsung kepada pimpinan FIB, Ketua Program Studi Antropologi, dan semua Tim penyusun borang yang telah bekerja keras menyusun borang reakreditasi ini.
Tidak sampai di situ, Dr. Ridha bahkan mengunggah komentar disertai dua foto di akun facebook-nya terkait momen kegembiraan saat bertandang ke FIB. “Antropologi FIB Unkhair memang Beda. Dapat nilai tertinggi A tanpa melalui nilai B,” tulisnya.
Sekira 5 tahun lalu, status akreditasi Antropologi FIB Unkhair memang berada pada peringkat C. sejak mendapat peringkat itu, sivitas akdemika FIB dan antropologi bertekad untuk meningkatkan peringkat itu. Pasalanya, peringkat C cukup merisakkan. Dalam rentang waktu tersebut, berbagai hal telah dibenahi dan tak dinyana, ternyata hasilnya membahagiakan saat ini.
Sekadar diketahui, proses reakreditasi Antropologi menyita waktu yang begitu banyak. Proses penyusunan borang hingga penyiapan bukti-bukti fisik membutuhkan waktu lebih dari setahun. Ada berbagai sebab, salah satunya adalah sejumlah dosen yang masuk dalam tim penyusun borang harus membantu beberapa pemerintah daerah menyiapkan Dokumen Pokok Pikiran Kebudayan Daerah yang juga urgen atas perintah undang-undang. Untuk itu, penyusunan borang bahkan dipandang sebelah mata. Peringkat akreditasi dikhawatirkan akan sama seperti sebelumnya. Karenanya, Dekan FIB berulangkali diingatkan menegur Ketua Prodi Antropologi dan tim penyusun borang agar segera menyempurnakan borang tersebut. Meskipun memaklumi teguran itu sebagai bentuk perhatian, Dekan FIB dalam beberapa kesempatan bahkan mengaku sudah malu ditegur secara bertubi-tubi karena borang akreditasi Antropologi tak kunjung dikirim. Belum lagi dibayangi dengan tenggat waktu borang 7 standar akan berakhir dan akan masuk masa penggunaan borang 9 standar yang oleh banyak kalangan dianggap lebih susah dari 7 standar. Dekan, Antropologi, dan semua tim borang diselimuti kegundahan.
Mendengar cerita Dekan, tim borang Antropologi secara diam-diam mengerjakan borang yang secara kasat dianggap terbengkalai tersebut. Intensitas pengerjaan borang baru tampak di kampus satu minggu sebelum kedatangan asesor untuk melakukan asesmen. “Saya sudah banyak bekerja sama dengan pemerinta daerah untuk penelitian-penelitian, tetapi untuk borang, saya merasa seperti memikul beban yang sangat berat selama ini,” tukas Safrudin, Ketua Program Studi Antropologi. (*)